Kapolda Metro Jaya Irjen Pol, M Iriawan menceritakan kronologi, perampokan yang disertai pembunuhan yang terjadi terhadap satu keluarga di Kawasan, Pulomas, Jakarta Timur.
Kejadian itu berawal pada Senin (26/12) sekira pukul 14.27 WIB pelaku yang berjumlah empat orang masuk ke rumah Dodi Triyano. Kemudian salah satu pelaku Ramlan Butar Butar menanyakan kepada salah satu pembantu untuk menunjukan kamar Dodi.
"Menannyakan kamar majikan (Dodi Triyanto) ada di mana," ujar Iriawan di RS Kramat Jati, Jakarta, Rabu (28/12).
Namun pemeriksaan ke kamar Dodi urung dilakukan karena sedang tidak ada di rumah. Para korban lantas digiring masuk ke kamar mandi. Kemudian pada pukul 14.45 WIB Dodi pulang, dan Ramlan Butar Butar langsung melakukan penyekapan.
"Dodi baru datang dan langsung dimasukkan juga ke kamar mandi," katanya.
Mantan Kapolda Jawa Barat itu mengatakan penyekapan itu dilaukan agar Ramlan Butar Butar cs bisa leluasa menggasak barang milik Ramlan.
"Agar leluasa melanjutkan perbuatannya," ungkapnya.
Setelah itu, tutur Iriawan semua korban disekap oleh Ramlan cs di dalam kamar mandi milik pembantu rumah tangga. Pintu sengaja dirusak dan kucinya dibuang agar mereka tidak dapat keluar untuk melarikan diri.
"Ruangannya kecil sekali dan dipakai oleh pembantu rumah," tuturnya.
Atas peyekapan itu diketahui enam korban merenggang nyawa termasuk sang majikan Dodi Triyono karena kehabisan oksigen lantaran kamar mandi berukuran kecil tidak ada ventilasi udara.
"Ruang tersebut tidak ada ventilasi udara," ungkapnya.
"Ruang tersebut tidak ada ventilasi udara," ungkapnya.
Sekadar informasi, aparat kepolisian telah berhasil menangkap dua pelaku pembunuhan sadis di kawasan Pulomas, Jakarta Timur. Mereka adalah Erwin Situmorang dan Ramlan Butar Butar yang akhirnya tewas karena kehabisan darah. Keduanya ditangkap di kawasan Tambun, Bekasi.
Satu keluarga yang terdiri dari enam orang ditemukan tewas di sebuah rumah di jalan Pulomas Utara No 7A, Pulogadung, Jakarta Timur, Selasa, 27 Desember 2016.
Keenam korban tewas adalah Dodi Triyono, 59 tahun, Diona Arika Andra (16), Dianita Gemma Dzalfayla (9), Amel, teman anak korban, Yanto, dan sopir Tasrok. Mereka diduga tewas akibat tak bisa bernafas karena kehabisan oksigen. Saat ditemukan, keenam korban ditempatkan di satu kamar mandi berukuran 2x1 meter. Sementara, lima korban yang masih hidup adalah Emi, Zanette Kalila, Santu, dan dua asisten rumah tangga bernama Fitriani dan Windy.
Kejadian ini terungkap setelah seorang saksi bernama Sheila Putri mendatangi pos polisi Kayuputih. Dia melaporkan telah terjadi perampokan di rumah tersebut. Dari informasi itu, petugas piket Reskrim langsung menuju lokasi dan menemukan semua korban terkunci di kamar mandi.
Sumber :http://www.jawapos.com/read/2016/12/29/73866/ini-kronologi-pembunuhan-sadis-pulomas/